Selasa, 11 Maret 2008






Google














Sabtu, 22 Desember 2007

CARA DOWNLOAD DI RAPIDSHARE TAK TERBATAS

Masuk ke http://nbe-broadcast.com/ibietfull ato http://nbe-broadcast.com/download (link yang di kasi mas inux_2004)

Jika kamu download dari kedua web di atas maka kamu CUMA akan di kasih 5 KALI download file aja dari rapidshare.

Trik lainnya makek cara berikut he...:

1. masuk ke http://anonymouse.org/anonwww.html (sembunyikan IP dan proxy dong... but itu gak cukup Hiks) makanya lanjut ke langkah berikutnya...
2. Masukkan link address rapidshare ke tempat yang disediakan trus tekan surfanonymousely...
3. Coba download langsung seperti biasa... Ups kalo kamu download file yang terlalu besar maka anonymouse akan BILANG maap file yang kamu download terlalu besar nanti bandwith kami habis katanya
4 .cara ngakalinya, dari link yang di generate oleh nbe-broadcast tadi misalnya : http://anonymouse.org/cgi-bin/anon-www.cgi/http://nbe-broadcast.com/download/index.php?download=jReviews.v1.2.RC1.NULLED.MST.rar trus potong aja link tadi sehingga menjadi http://nbe-broadcast.com/download/index.php?download=jReviews.v1.2.RC1.NULLED.MST.rar
5. pastekan di download manager biar downloadx cepet he...
6. Selesai deh kamu gak akan dibatasi oleh angka 5 tadi. Siiipkan
7. Silakan download sepuasnya he...

Senin, 29 Oktober 2007

Tips Menghindari Hidup Sendiri

Baik Psikolog Sutardjo A. Wiramihardja dan agamawan Koeswara K.Y sepakat
peran orang tua dalam urusan jodoh cukup besar. Campur tangan orang tua,
langsung maupun tidak langsung, sangat besar pengaruhnya dalam urusan
keputusan untuk hidup sendiri atau menikah. Berikut tips yang mungkin bisa
berguna bagi para orang tua.

1. Memberikan contoh hubungan yang hangat agar menimbulkan kesan bahwa
hubungan lain jenis adalah hubungan yang baik, bukan hubungan yang selalu
diwarnai pertengkaran atau permusuhan.

2. Jangan terlalu memproteksi anak, sehingga membuat anak merasa sulit untuk
membina hubungan pribadi dengan orang lain, dalam hal ini lawan jenisnya.

3. Biarkan anak mengalami masa pubertasnya namun tetap menjaganya dalam
koridor-koridor tertentu.

4. Berharap prestasi tinggi dengan cara memotivasi anak sah-sah saja. Namun,
hendaknya berikan juga kesempatan ia mengembangkan kodratnya sebagai makhluk
sosial dengan tetap bergaul baik dengan sesama maupun lawan jenisnya.

5. Ketika anak berteman dengan lawan jenis, jangan segera
menggembar-gemborkan atau yakin bahwa itulah jodoh anaknya. Ketika ternyata
pertemanan itu tidak berlanjut ke ikatan perkawinan, anak akan telanjur malu

dan tidak mau lagi memulai hubungan baru.

6. Prinsip "urut kacang" atau menikahkan anak berdasarkan urutan kakak
beradik sebaiknya mulai dihilangkan. Jodoh datang tidak selalu
"berurutan".

Yanu perwira Adi P

Semua Punya Jodoh

DARI kaca mata Islam, menurut H. Koeswara K.Y, Ketua Lembaga Konsultasi
Kesejahteraan Keluarga Yayasan Sosial Al-Bitsah Bandung, pada dasarnya semua
orang memiliki jodoh yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Jodoh tersebut
sudah ditentukan, bahkan ketika masih di dalam rahim ibu.

"Yang terjadi adalah orang yang tidak mau mencari jodohnya. Atau sudah
datang jodoh dari Allah dia menolak dengan berbagai alasan," tegas Koeswara
tentang mereka yang hidup melajang. Jodoh sama seperti rezeki, sudah
ditentukan tetapi harus dicari lewat upaya.

Cara mencari jodoh bagi laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk laki-laki
bisa dengan cara bertindak lebih agresif dengan mendatangi perempuan atau
orang tuanya. Sedangkan untuk kaum perempuan, Koeswara menyarankan tidak
usah klewar-klewir atau kaditu kadie untuk mendapatkan jodohnya. Perempuan
mencari jodoh lewat penampilan, dalam hal ini tutur kata dan akhlak yang
baik. "Jangan seperti sekarang, mencari jodoh dengan cara keluyuran di
jalan"

Ustaz yang kerap berceramah di lingkungan perempuan ini mengatakan, Nabi
Muhammad dalam sebuah hadisnya menegaskan, "Nikah adalah sunahku. Jika
seorang Muslim tidak menikah bukan termasuk umatku."

"Jika seorang Muslim tidak menikah tanpa alasan tertentu, jangan harap dia
menjadi umat rasul. Alasan tertentu bagi seseorang yang dibenarkan tidak
menikah ini adalah apabila ia memiliki suatu penyakit atau alasan lain yang
jika ia tetap menikah akan mudarat, atau kalau nikah akan menjadi masalah,"
ujarnya menjelaskan.

Menyitir Surat Ar Rum ayat 21, Koeswara menegaskan betapa Allah telah
menggariskan bahwa pada dasarnya manusia itu sudah dipasang-pasangkan.
"Jadi, ketika ia sudah putus beberapa kali dengan pacarnya, karena kematian
itu adalah cobaan dari Allah. Sebaiknya tak usah kapok karena manusia tidak
akan dicoba melebihi beban yang tak kuat ditanggungnya. Termasuk dicoba
keimanannya dalam soal jodoh," katanya menambahkan.

Yang sering terjadi saat ini, menurut Koeswara, adalah ketika jodoh datang
seseorang menolak karena alasan lahiriah hingga kemampuan finansial dan
hal-hal lainnya yang berwujud keduniawian.

Kekuatan doa juga menjadi salah satu penunjang dalam mendapatkan jodoh.
Pernah seorang perempuan berusia di atas 40 tahun berkonsultasi tentang
jodohnya. Koeswara menegaskan untuk meminta langsung kepada Allah, tanpa
perantara. Dalam salat-salat sunahnya, perempuan tersebut tak henti berdoa
meminta jodoh. Tak lama dia bercerita ada 4 orang lelaki yang berminat
padanya, namun lagi-lagi ia kebingungan, memilih yang mana. Kembali Koeswara
menganjurkan agar ia berdoa kepada Allah untuk memohon petunjuk. "Jawaban
yang datang adalah datangnya orang ke-5 yang langsung meminta perempuan
tersebut kepada orang tuanya. Itulah kekuatan doa," tegas Koeswara.

Koeswara menyayangkan sekali jika umat Muslim memilih hidup melajang.
"Sangat rugi jika tak punya pasangan hidup. Dengan adanya pasangan, berarti
kita bisa membentuk sikap mawaddah wa rahmah. Kita berkemampuan mencintai
dan mendapat rahmat dari Allah dalam hal saling berkasih sayang. Belum lagi
bonus lainnya berupa anak saleh yang kelak bisa mendoakan kita," ujar
Koeswara.

Yanu Perwira Adi P

Semua Punya Jodoh

DARI kaca mata Islam, menurut H. Koeswara K.Y, Ketua Lembaga Konsultasi
Kesejahteraan Keluarga Yayasan Sosial Al-Bitsah Bandung, pada dasarnya semua
orang memiliki jodoh yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Jodoh tersebut
sudah ditentukan, bahkan ketika masih di dalam rahim ibu.

"Yang terjadi adalah orang yang tidak mau mencari jodohnya. Atau sudah
datang jodoh dari Allah dia menolak dengan berbagai alasan," tegas Koeswara
tentang mereka yang hidup melajang. Jodoh sama seperti rezeki, sudah
ditentukan tetapi harus dicari lewat upaya.

Cara mencari jodoh bagi laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk laki-laki
bisa dengan cara bertindak lebih agresif dengan mendatangi perempuan atau
orang tuanya. Sedangkan untuk kaum perempuan, Koeswara menyarankan tidak
usah klewar-klewir atau kaditu kadie untuk mendapatkan jodohnya. Perempuan
mencari jodoh lewat penampilan, dalam hal ini tutur kata dan akhlak yang
baik. "Jangan seperti sekarang, mencari jodoh dengan cara keluyuran di
jalan"

Ustaz yang kerap berceramah di lingkungan perempuan ini mengatakan, Nabi
Muhammad dalam sebuah hadisnya menegaskan, "Nikah adalah sunahku. Jika
seorang Muslim tidak menikah bukan termasuk umatku."

"Jika seorang Muslim tidak menikah tanpa alasan tertentu, jangan harap dia
menjadi umat rasul. Alasan tertentu bagi seseorang yang dibenarkan tidak
menikah ini adalah apabila ia memiliki suatu penyakit atau alasan lain yang
jika ia tetap menikah akan mudarat, atau kalau nikah akan menjadi masalah,"
ujarnya menjelaskan.

Menyitir Surat Ar Rum ayat 21, Koeswara menegaskan betapa Allah telah
menggariskan bahwa pada dasarnya manusia itu sudah dipasang-pasangkan.
"Jadi, ketika ia sudah putus beberapa kali dengan pacarnya, karena kematian
itu adalah cobaan dari Allah. Sebaiknya tak usah kapok karena manusia tidak
akan dicoba melebihi beban yang tak kuat ditanggungnya. Termasuk dicoba
keimanannya dalam soal jodoh," katanya menambahkan.

Yang sering terjadi saat ini, menurut Koeswara, adalah ketika jodoh datang
seseorang menolak karena alasan lahiriah hingga kemampuan finansial dan
hal-hal lainnya yang berwujud keduniawian.

Kekuatan doa juga menjadi salah satu penunjang dalam mendapatkan jodoh.
Pernah seorang perempuan berusia di atas 40 tahun berkonsultasi tentang
jodohnya. Koeswara menegaskan untuk meminta langsung kepada Allah, tanpa
perantara. Dalam salat-salat sunahnya, perempuan tersebut tak henti berdoa
meminta jodoh. Tak lama dia bercerita ada 4 orang lelaki yang berminat
padanya, namun lagi-lagi ia kebingungan, memilih yang mana. Kembali Koeswara
menganjurkan agar ia berdoa kepada Allah untuk memohon petunjuk. "Jawaban
yang datang adalah datangnya orang ke-5 yang langsung meminta perempuan
tersebut kepada orang tuanya. Itulah kekuatan doa," tegas Koeswara.

Koeswara menyayangkan sekali jika umat Muslim memilih hidup melajang.
"Sangat rugi jika tak punya pasangan hidup. Dengan adanya pasangan, berarti
kita bisa membentuk sikap mawaddah wa rahmah. Kita berkemampuan mencintai
dan mendapat rahmat dari Allah dalam hal saling berkasih sayang. Belum lagi
bonus lainnya berupa anak saleh yang kelak bisa mendoakan kita," ujar
Koeswara.

Yanu Perwira Adi P

Metode Mengambil Jarak dari Kesibukan Kerja Keras Sehari-hari

Ketika kita suntuk bekerja atau melakukan sejumlah pekerjaan entah yangrutin atau yang tidak, umumnya kita mempunyai kecenderungan untuk capek,jenuh dan yang terpenting barangkali juga potensial mengidap keterasingantertentu terhadap apa yang kita kerjakan.Pada saat seperti itu yang kita perlukan adalah tak sekadar istirahat danrekreasi tetapi yang terpokok adalah pengambilan jarak terhadap situasi dankeadaan semacam itu agar kita bisa lebih mengendapkan batin dan pikiran kitaagar segar jiwa kita dan siap melanjutkan pekerjaan-pekerjaan kita.Demikianlah siklus wajar kemanusiaan yang dialami oleh orang.

Dalam memenuhi kebutuhan untuk rekreasi dan pengambilan jarak itu orangmenempuh banyak hal mulai yang positif sampai yang negatif. Yang positifmisalnya orang pergi rekreasi menikmati suasana alam di pantai atau digunung, plesir keluar kota dan lain sebagainya. Yang negatif umpamanya orangmenenggak minum-minuman keras, berjudi atau nguntal pil.

Nah, shalawat hadir sebagai salah satu pilihan yang positif, praktis,berdimensi dunia akhirat langsung, dalam memenuhi kebutuhan untukpengambilan jarak tersebut. Meskipun tentu saja ini hanya satu sisi sajadari sekian sisi sholawat yang sudah dan akan urai singkat dalam buku ini.

Shalawat jauh lebih positif secara medis, moral-sosial, keilmuan dan ukhrawidaripada menenggak narkoba atau bahkan dibanding nonton film sekalipun.Denga menikmati shalawat-shalawat kiat akan memperoleh kenikmatan dankepuasan batin yang insyaallah lebih ruhaniah dan sejati. Shalawat merupakanjalan yang lebih selamat ditinjau dari berbagai sisi dan sudut.

Yanu Perwira Adi Putra

Shock Therapy Tuhan

Setelah kejayaan bangsa Timur runtuh karena tergoda dunia hingga melalaikanprinsip-prinsipnya sendiri yang selama ini diagungkan. Bangsa Barat (Amerikadan Eropa) yang menjajah mereka tidak ingin mereka benar-benar merdeka dannyatanya berhasil membuat mereka menjadi bangsa-bangsa yang hanya merdekasecara formal (baca semu!).

Tidak benar-benar merdeka. Di berbagai bidang kehidupan boleh dikata merekamasih terjajah. Bangsa kita, terutama di bawah rezim Orde Baru, bahkanseperti kehilangan idealisme kemerdekaannya. Penguasa Orde Baru yang sejakawal membangun dengan berkiblat kepada Barat yang kapitalis danmaterialistis akhirnya terseret kepada nasib seperti petani miskin yangterjerat dominasi tengkulak. Di bawah dominasi dan hegemoni negara asing,penguasa Orde Baru pun menjadi tengkulak yang mendominasi dan membodohirakyatnya sendiri. Dan, tak ada tengkulak yang senang petani miskin menjadipandai dan kuat. Begitulah, maunya membangun ekonomi alih-alih menumpukutang.

Pembangunan yang digembar-gemborkan sebagai membangun manusia seutuhnya-seperti diisyaratkan lagu kebangsaan kita, "…bangunlah jiwanya,bangunlahlah badannya…", kenyataannya hanya badan, raga, daging, yang terusdiperhatikan dan dibangun. Bahkan, apa yang disebut pembangunan agama pundipahami sebagai pembangunan fisik; membangun masjid, langgar, dsb. Olahragadibina oleh para menteri dan jenderal dengan anggaran yang setiap saat terusditingkatkan, sementara olahjiwa dibiarkan begitu saja. Ancaman terhadapraga jauh lebih kita takuti ketimbang ancaman terhadap jiwa. Kita menjadimasyarakat yang benar-benar khas masyarakat materialistis, sepertimasyarakat negara yang kita contoh, Amerika dan semisalnya.

Itu belum seberapa. Yang paling parah, minimal menurut saya, adalah dampakyang menimpa "isi kepala" kita. Kekaguman (baca kesilauan) dan peniruan(baca pembebekan) kita terhadap Amerika dan semisalnya telah membuat kitamelupakan nilai-nilai mulia kita sendiri. Bahkan, kita menjadi asingterhadap norma-norma dan ajaran kita sendiri. Mulai gaya hidup hingga carapikir kita diam-diam telah terseret mengikuti pola mereka. Malah, lidah kitapun sudah mulai terseret mengikuti selera mereka. Bir dan Coca-Cola mulaiterasa lebih menyegarkan (tepatnya: lebih bergaya) ketimbang, misalnya,legen dan wedang jahe; pizza Hart dan hamburger terasa lebih nikmat(tepatnya: lebih bergengsi) ketimbang, misalnya, lemper dan empek-empek;dsb. dst. Orang modern pun ialah yang masuk restaurant McDonal's atauKentucky atau California Fried Chicken dsb. Hanya orang terbelakang yangmasuk Warung Tegal atau Warung Padang. Ini bisa Anda perpanjang sendirisampai ke soal cara bicara, gaya pakaian, dan model rambut.

Ajaran kita sendiri yang melihat dunia hanya sebagai wasilah, sarana hidup,pun sudah kita tinggalkan dan kita, sadar atau tidak, telah memandang duniasebagai ghayah, tujuan hidup. Doa sapu jagat "Rabbanaa aatinaa fiddunyahasanah wafil akhirati hasanah…"; yang untuk dunia, kita maksudkan sebagaipermohonan bagi memperkuat "amal"; yang untuk akhirat hanya semata-mata doa.Pendidikan pun diarahkan untuk mencetak manusia yang pintar menguasai"dunia" seperti Amerika dan semisalnya. Murid yang budiman diganti denganmurid yang berprestasi. Peradaban yang agung ialah peradaban yang hebat darisegi duniawi seperti Amerika dan semisalnya. Manusia pun hanya menjadi"sumber daya" bagi membangun kehidupan duniawi.

Ketika pelajaran-pelajaran dari Tuhan berupa "penguasa-penguasa kecil dunia"yang berorientasi keduniaan belaka, seperti Marcos, Syah Iran, SaddamHussein, Soeharto, dsb., tidak kita cerdasi, akhirnya Tuhan memberikan shocktherapy dengan mencolokkan pada mata kita. George W. Bush dan Amerikanya,Tony Blair dan Inggrisnya, dan kroni-kroni mereka, para penguasanegara-negara yang selama ini -dan mungkin sampai saat ini- kita jadikankiblat peradaban ternyata memperlihatkan watak asli mereka yang biadab.Hanya karena mata uang yang terancam, minyak yang menggiurkan, dan gengsikekuasaan dunia, mereka menjadi kalap; membantai kemanusiaan dengan perasaanbangga; dan menutup telinga dari suara nurani dunia. KhatamaLlahu 'alaaquluubihim wa 'alaa sam'ihim wa 'alaa abshaarihim ghisyaawah, Allah telahmelak dan menyegel hati mereka serta menutup pendengaran dan mata mereka.Mereka pun menjadi shummun bukmun 'umyun fahum laa yafqahuun, tuli, bisu,buta, dan tak bisa berpikir jernih.

Rupanya sudah menjadi kebiasaan Tuhan bila menghendaki menghancurkan suatukaum dimulai dengan mencabut kemanusiaan dari penguasanya. Bangsa MesirKuno, misalnya, pernah dihancurkan dengan mencabut kemanusiaan daripenguasanya, Firaun. Kemudian, Anda bisa merunut sendiri sepanjang sejarah,penguasa-penguasa duniawi yang berorientasi kepada dunia semata-mata,bagaimana telah menjerumuskan kaum mereka ke dalam kehancuran; termasukpenguasa-penguasa negeri Islam yang kehilangan kejayaannya.

Nah, jika benar demikian, kita khawatir saat ini kaum dunia sedang terancamkehancuran total alias kiamat. Kecuali kita bisa mencerdasi shock therapyTuhan ini. Kita berani melawan dominasi dan hegemoni penguasa dunia yangsaat ini diwakili Bush cs, dengan melepaskan "kekaguman" kita yang melekatdi kepala kita kepada peradabannya -yang berorientasi keduniaan belaka- yangselama ini kita jadikan kiblat dan teladan. Bila selama ini kita beranggapanAmerika dan Barat sebagai paling maju, bisakah kini menganggap mereka palingmundur? Bila selama ini gaya hidup mereka kita anggap paling modern, bisakahkini menganggap mereka paling primitif? Atau, setidak-tidaknya, bisakah kitamemandang mereka dengan biasa, tanpa silau, sehingga kita tidak menjadi butadan merasa asing dengan patokan-patokan hidup kita sendiri. Tidak menjadibebek gagu yang hanya mengikuti ke mana tuntunan tongkat Sontoloyo; ataubahkan menjadi tongkatnya itu sendiri bagi menghajar kemanusiaan.Wallahu a'lam.

Yanu Perwira Adi P